Naik Bus Eka Semarangan dari Surabaya ke Solo Cuman 3.5 Jam
Beruntung setelah hujan di sore dan menjelang malam akhirnya reda. Alarm berbunyi pas jam 10 malam, setelah mandi malam dan kedinginan akhirnya saya menuju jalanan bypass Krian dengan memesan GoJek yang kali ini terpick up oleh driver yang beberapa minggu lalu tak mau menerima orderan saya.
Sesampainya di jalanan bypass Krian sisi Timur perempatan saya bergeser ke mini market di dekat tempat saya berdiri, namun naas ternyata malam itu sudah tutup. Padahal biasanya buka sampai jam 11 malam.
Sejurus kemudian nampak bus Sugeng Rahayu jurusan Jogja Wonogiri melintas kemudian disusul bus dengan nyala lampu mayang ditengah atas bodi bus. Ternyata bus itu adalah EKA Semarangan, bersamaan dengan saya ada satu penumpang yang juga naik, sebelum naik saya sempat melihat supir bus ternyata bukan Mbah Man, namun saya pernah mengenali wajahnya sebelumnya.
Tak sempat melihat bangku kosong di belakang, saya beruntung mendapat hot seat di bangku depan sisi sebelah kanan sopir. Agak terkejut juga waktu ditarik tiket oleh kondektur muda tersebut sebesar 90 ribu rupiah dari bypass Krian ke Solo tanpa servis makan. Namun saya memaklumi mungkin bus setelah lewat Balongbendo akan naik Tol Mojokerto di Mlirip.
Dan benar saja dari pembicaraan kondektur dan sopir malam itu ada 36 penumpang yang naik dengan tujuan kebanyakan adalah Solo, mereka akan naik Tol untuk mengejar bus SR Semarangan yang berangkat lebih dulu dan membawa hanya 2 penumpang saja dari terminal Bungurasih.
Bus melaju kencang membelah jalan tol baru tersebut, di perjalanan sang kondektur rupanya menyusun strategi agar trip mereka lebih efisien, dan akhirnya memutuskan naik Tol hingga ke Ngawi.
Jam 12 malam bus sudah merapat di RM Duta 1 Ngawi, ini berarti perjalanan Krian Ngawi hanya 2.5 jam saja dari normal perjalanan yang perlu waktu 4 jam. Istirahat selama 30 menit bus EKA S 7505 UZ tersebut kembali melanjutkan perjalanan tepat pukul setengah 1 dini hari.
Di sisa perjalanan Ngawi Solo ini baru terlihat skill si driver yang berumur sekitar 30 tahun tersebut, tanpa ragu beberapa kali ngeblong kanan dengan operan gigi yang lembut dan minim klakson.
Sempat beberapa kali crash dengan truk engkel dan mobil pribadi yang sopirnya mengantuk, si sopir memilih mengalah dan menyalakan lampu DIM serta klakson untuk mengingatkan sang "lawan".
Saya sempat terlelap di satu jam akhir perjalanan, sebelum akhirnya terbangun di daerah Panggung dimana beberapa orang turun. Dan tepat pukul 2 dinihari bus merapat di Terminal Tirtonadi. Kali ini saya apes "kupluk" atau topi hangat saya jatuh entah dimana mungkin keenakan tidur lalu jatuh dibangku bus.
Nampak terminal di Solo itu ramai dengan penumpang yang baru turun dari bus, maklum libur akhir tahun di hari Jumat ini.
Mantappp.. ngawi solo sejam..
BalasHapus